(Reportase
Ke-2, Pesantren Ramadhan Bersama Habib Fuad Salim, LC. di SMK Bistek, Bekasi, 3
Juni 2017)
rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id
– Rupanya Rosulullah menangis karena membaca al Quran, Surat Ali Imran, Ayat
190-191, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190).
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, maka periharalah kami dari siksa neraka.’(191)”.
Sungguh
Islam mengajarkan kepada kita untuk menjadi peneliti alam semesta. Maka semua
ilmu yang terkait dengan pengetahuan mengenai alam adalah ilmu agama bukan
sebagai ilmu yang terpisah dari kaitan agama sebagaimana yang dipahami oleh
orang zaman sekarang.
Betapa
Rosulullah tidak bersedih hingga beliau menangis membayangkan umatnya di akhir
zaman yang tidak lagi berdiri, duduk, dan berbaring sambil mengagumi dan
mempelajari terhadap segala ciptaan Allah yang ada di alam ini.
Kita
sungguh buta karena menganggap ilmu alam bukanlah ilmu agama yang mampu
menambah keimanan kita pada Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
Pada
penjelasan berikutnya, Habib Fuad mulai mengkaji lebih dalam mengenai
pengetahuan mengenai penciptaan alam melalui ilustrasi “Garis Waktu”.
“Garis
Waktu” menjabarkan dengan detail bahwa pada abad 400 SM ada Plato yang
berpendapat bahwa bumi adalah datar. Abad 300 SM, Ptolemeus mengatakan bahwa
“bumi adalah pusat dari tata surya” (geosentris).
Lalu,
Copernicus pada abad 15 M menjelaskan “matahari adalah pusat tata surya”
(heloisentris). Pendapat Copernicus diperkuat oleh Galileo pada abad 16 M. Kedua
pelopor heliosentris ini mengalami nasib naas yang sama. Kedua mati di dalam
penjara karena teori mereka dianggap mengancam keyakinan agama masyarakat
ketika itu.
Albert
Einsten pada abad 19 M menjelaskan bahwa bumi ini statis. Keadaannya tidak
berubah sejak ada sampai sekarang. Sudah dari sananya, kalau meminjam bahasa
sederhananya.
Terakhir,
pada abad 20 M, ada dua ilmuan ternama masa kini yaitu Edwin Huble dan Stephen Hawking
yang menyatakan bahwa bumi dan alam semesta terbentuk dari ledakan atau dentuman
besar yang kemudian teori ini dikenal dengan “Teori Big Bang”.
(Mohamad
Istihori, Jakarta, 3 Juni 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar