Jumat, 17 Juni 2016

Menyikapi Perubahan dan Penyimpangan Mental dan Perilaku Anak (Bagian III)

(Parenting)

Oleh: Agus Raharja

Baik, saya akan membatu mencari tahu cara yang paling mudah untuk mengetahui bahwa kita benar-benar mengenali anak kita, ini sangat mudah, perhatikanlah setiap sikap dan respon anak kita terhadap kita.

Apabila ia mampu menerima arahan kita dengan tulus, bersedia bertukar pikiran/sharing dengan kita, kemungkinan besar kita benar–benar mengenali anak kita. Bukan “merasa” mengenali anak kita.

Untuk membantu memudahkan penerimaan anak kita terhadap kita, alangkah baiknya setiap ia melakukan hal yang baik maupun buruk kita harus meresponnya dengan tepat.

Saat ia melakukan kesalahan, ingatlah kembali bahwa ia adalah manusia, manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, Kita sering melakukan kesalahan dalam hal ini, penggunaan kata seperti “kamu salah, jangan diulangi lagi”.  Sebaiknya kita tidak menghakiminya saat ia salah dengan perkataan dan tindakan yang mediskriminasikannya, karena itu akan semakin menguatkan perubahan negatifnya.


Sebaiknya berilah hukuman (punisment) yang tidak masuk akal, seperti menyuruhnya untuk “mengulanginya lagi”. Contoh; “ulanglah lagi nak, supaya kamu puas melihat papa dan mama bersedih”, “ulanglah lagi, setiap tindakan akan mendapatkan hasil. Kau akan mendapatkan hasil negatif dari tindakan negatifmu nak”.

Secara tidak langsung itu adalah bentuk larangan keras yang menyentuh hatinya dan memberikan sugesti anak kita untuk tidak mengulangnya lagi, kemudian barulah releksasi setelah kondisi psikologis ia sudah tenang dan merasa bersalah, masuklah diri kita seperti sahabat dan berikan masukan dan energi positif terhadapnya agar ia kembali semangat.

Pastikan pada saat tiu kita tidak menggunakan kata “jangan”, gunakanlah kata “sebaiknya”, karena kata “jangan” akan memberikan sugesti untuk melakukannya.

Saat ia melakukan kebaikan, berikan hadiah (reward), seperti sanjungan yang luar biasa, memberikan makanan / sesuatu yang mereka suka, tentunya yang positif (hindari menunda / menjanjikannya), memberikan perhatian lebih dan lain sebagainya.

Karena hal sederhana seperti inilah yang sering kita lupakan, namun berdampak besar bagi mereka. Karena ia akan selalu mengingat reward tersebut dan semakin menyadarkanya bahwa hal yang ia lakukan tersebut adalah positif dan menyenangkan.

Sekarang saya akan mencoba mengajak anda untuk meluangkan waktu sejenak untuk relaks, tenang, renungkan dalam alam bawah sadar kita.

Perlahan dan bertanyalah pada diri anda sendiri, apakah anda benar-benar sudah mengenal anak anda? Yakinkan. Atau anda hanya “merasa” atau “mengira” mengenal anak anda?

Berkualitas, Kreatif, Professional

Menyikapi Perubahan dan Penyimpangan Mental dan Perilaku Anak (Bagian I)

Menyikapi Perubahan dan Penyimpangan Mental dan Perilaku Anak (Bagian II)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar