Oleh: Agus Raharja
Baik,
saya akan membatu mencari tahu cara yang paling mudah untuk mengetahui bahwa kita
benar-benar mengenali anak kita, ini sangat
mudah, perhatikanlah setiap sikap dan respon anak kita terhadap kita.
Apabila
ia mampu menerima arahan kita dengan tulus, bersedia bertukar pikiran/sharing dengan kita, kemungkinan besar kita
benar–benar mengenali anak kita. Bukan “merasa”
mengenali anak kita.
Untuk
membantu memudahkan penerimaan anak kita terhadap kita, alangkah baiknya setiap
ia melakukan hal yang baik maupun buruk kita harus meresponnya dengan tepat.
Saat
ia melakukan kesalahan, ingatlah kembali bahwa ia adalah manusia, manusia biasa
yang tidak luput dari kesalahan, Kita sering melakukan kesalahan dalam hal ini,
penggunaan kata seperti “kamu salah,
jangan diulangi lagi”. Sebaiknya kita
tidak menghakiminya saat ia salah dengan perkataan dan tindakan yang
mediskriminasikannya, karena itu akan semakin menguatkan perubahan negatifnya.
Sebaiknya
berilah hukuman (punisment) yang
tidak masuk akal, seperti menyuruhnya untuk “mengulanginya lagi”. Contoh; “ulanglah lagi nak, supaya kamu puas melihat
papa dan mama bersedih”, “ulanglah lagi, setiap tindakan akan mendapatkan
hasil. Kau akan mendapatkan hasil negatif dari tindakan negatifmu nak”.
Secara
tidak langsung itu adalah bentuk larangan keras yang menyentuh hatinya dan
memberikan sugesti anak kita untuk
tidak mengulangnya lagi, kemudian barulah releksasi setelah kondisi psikologis
ia sudah tenang dan merasa bersalah, masuklah diri kita seperti sahabat dan
berikan masukan dan energi positif terhadapnya agar ia kembali semangat.
Pastikan
pada saat tiu kita tidak menggunakan kata “jangan”,
gunakanlah kata “sebaiknya”, karena
kata “jangan” akan memberikan sugesti untuk melakukannya.
Saat
ia melakukan kebaikan, berikan hadiah (reward),
seperti sanjungan yang luar biasa, memberikan makanan / sesuatu yang mereka suka,
tentunya yang positif (hindari menunda / menjanjikannya), memberikan perhatian
lebih dan lain sebagainya.
Karena
hal sederhana seperti inilah yang sering kita lupakan, namun berdampak besar
bagi mereka. Karena ia akan selalu mengingat reward tersebut dan semakin menyadarkanya bahwa hal yang ia lakukan
tersebut adalah positif dan menyenangkan.
Sekarang
saya akan mencoba mengajak anda untuk meluangkan waktu sejenak untuk relaks, tenang, renungkan dalam alam
bawah sadar kita.
Perlahan
dan bertanyalah pada diri anda sendiri, apakah anda benar-benar sudah mengenal
anak anda? Yakinkan. Atau anda hanya “merasa”
atau “mengira” mengenal anak anda?
Menyikapi Perubahan dan Penyimpangan Mental dan Perilaku Anak (Bagian I)
Menyikapi Perubahan dan Penyimpangan Mental dan Perilaku Anak (Bagian II)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar