Senin, 22 Mei 2017

Delapan Prinsip Dasar Asesmen


(Catatan Ke-4 Pelatihan Asesmen Konselor Madani bersama UGin di Studio Madani, Selasa, 9 Mei 2017)

rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id – Prinsip-prinsip dasar asesmen itu ada delapan, yaitu:
1. Penerimaan (Acceptance)
Pastikan terlebih dahulu klien menerima proses asesmen yang akan kita lakukan. Jangan langsung mempersilahkan klien untuk duduk lalu melakukan asesmen. Ditanya terlebih dahulu, apakah klien akan menerima proses asesmen yang akan kita lakukan.

Klien juga dipersilahkan untuk tidak menjawab atas pertanyaan yang kita berikan jika klien menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut. Beri tanda 0 (nol) jika klien menolak sebuah pertanyaan yang kita berikan. Angka-angka tersebut tetap akan berguna dalam pengambilan kesimpulan.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Ini yang sering dilanggar oleh banyak petugas asesmen yang mana pun. Kerahasiaan si klien hanya boleh dibuka untuk kepentingan klinis dia. Kerahasiaan ini harus dibangun sejak awal asesmen. Kita harus sampaikan bahwa semua rahasia yang dimiliki klien akan kita jaga seutuhnya.

3. Individualisasi
Tidak mungkin asesmen terhadap klien A sama dengan klien B. Setiap klien memiliki keunikan dan masalah yang berbeda-beda sehingga dalam penanganannya harus diperlakukan sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

4. Menghormati Hak Individu (Self-determination)
Kita harus menghargai privasi dan hak yang dimiliki oleh klien. Jadi, klien-lah yang menentukan apa masalah dan kebutuhannya. Petugas asesmen juga harus memahami cara memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah yang dimiliki klien.

5. Tidak Menghakimi (Non Judmental Attitude)
Kita tidak boleh menilai baik atau buruk terhadap klien. Petugas asesmen tidak boleh memberikan cap atau label apapun terhadap semua klien.

6. Berbasis Bukti (Evident Based)
Petugas asesmen harus mengejar bukti yang faktual. Begitu kita menerima informasi, kita juga harus mengejar data dan bukti yang mendukung.

7. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Setiap petugas asesmen harus menyadari bahwa ia sendiri masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan untuk membantu masalah yang dimiliki oleh klien.

8. Berkelanjutan (Suistainable)
Asesmen tidak cukup dilakukan sekali saja. Ada beberapa kali proses asesmen yang harus dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan klien.

(Mohamad Istihori, Senin, 15 Mei 2017)

Catatan Selengkapnya :
Catatan 1 dari 7 : Mengenal Tujuan dan Teknik Asesmen terhadap Klien Pecandu Narkoba
Catatan 2 dari 7 : Tiga Simulasi untuk Para Peserta Pelatihan Asesmen Madani
Catatan 3 dari 7 : Jadilah Asesor yang TEN (Tulus, Empati, dan Netral)
Catatan 5 dari 7 : Teknik Mendengarkan Aktif
Catatan 6 dari 7 : Dua Tanya
Catatan 7 dari 7 : Faktor Komunikasi Non Verbal dalam Asesmen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar