(Catatan Ke-4 Pelatihan Asesmen Konselor Madani bersama UGin di Studio
Madani, Selasa, 9 Mei 2017)
rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id
– Prinsip-prinsip dasar asesmen itu ada delapan, yaitu:
1. Penerimaan (Acceptance)
Pastikan
terlebih dahulu klien menerima proses asesmen yang akan kita lakukan. Jangan
langsung mempersilahkan klien untuk duduk lalu melakukan asesmen. Ditanya
terlebih dahulu, apakah klien akan menerima proses asesmen yang akan kita
lakukan.
Klien juga
dipersilahkan untuk tidak menjawab atas pertanyaan yang kita berikan jika klien
menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut. Beri tanda 0 (nol) jika klien
menolak sebuah pertanyaan yang kita berikan. Angka-angka tersebut tetap akan
berguna dalam pengambilan kesimpulan.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Ini yang
sering dilanggar oleh banyak petugas asesmen yang mana pun. Kerahasiaan si
klien hanya boleh dibuka untuk kepentingan klinis dia. Kerahasiaan ini harus
dibangun sejak awal asesmen. Kita harus sampaikan bahwa semua rahasia yang
dimiliki klien akan kita jaga seutuhnya.
3. Individualisasi
Tidak mungkin
asesmen terhadap klien A sama dengan klien B. Setiap klien memiliki keunikan
dan masalah yang berbeda-beda sehingga dalam penanganannya harus diperlakukan
sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.
4. Menghormati Hak Individu (Self-determination)
Kita harus
menghargai privasi dan hak yang dimiliki oleh klien. Jadi, klien-lah yang menentukan
apa masalah dan kebutuhannya. Petugas asesmen juga harus memahami cara memenuhi
kebutuhan dan memecahkan masalah yang dimiliki klien.
5. Tidak Menghakimi (Non Judmental Attitude)
Kita tidak
boleh menilai baik atau buruk terhadap klien. Petugas asesmen tidak boleh
memberikan cap atau label apapun terhadap semua klien.
6. Berbasis Bukti (Evident Based)
Petugas
asesmen harus mengejar bukti yang faktual. Begitu kita menerima informasi, kita
juga harus mengejar data dan bukti yang mendukung.
7. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Setiap petugas
asesmen harus menyadari bahwa ia sendiri masih memiliki banyak kekurangan dan
kelemahan untuk membantu masalah yang dimiliki oleh klien.
8. Berkelanjutan (Suistainable)
Asesmen
tidak cukup dilakukan sekali saja. Ada beberapa kali proses asesmen yang harus
dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan klien.
(Mohamad
Istihori, Senin, 15 Mei 2017)
Catatan Selengkapnya :
Catatan 1 dari 7 : Mengenal Tujuan dan Teknik Asesmen terhadap Klien Pecandu Narkoba
Catatan 2 dari 7 : Tiga Simulasi untuk Para Peserta Pelatihan Asesmen Madani
Catatan 3 dari 7 : Jadilah Asesor yang TEN (Tulus, Empati, dan Netral)
Catatan 5 dari 7 : Teknik Mendengarkan Aktif
Catatan 6 dari 7 : Dua Tanya
Catatan 7 dari 7 : Faktor Komunikasi Non Verbal dalam Asesmen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar