Oleh: Mohamad Istihori
Bagi kita memiliki, percaya, dan memperjuangkan Pancasila, sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” pasti tidak akan pernah terbayang dengan perilaku manusia yang memiliki hobi membunuh orang tak berdosa lalu memakannya.
Betapa
keji dan menjijikannya perbuatan tersebut. Bukan hanya bagi manusia yang
berketuhanan tetapi juga bagi manusia yang berprikemanusiaan. Tersebar sebuah
kabar bahwa di Kota Krasnodar, Rusia terdapat sepasang suami istri (pasutri)
bernama Dmitry Bakshaev dan Natalia Bakhsaeva.
Pasutri
tersebut adalah pelaku pembunuhan berantai sebanyak 30 orang dan melakukan
tindakan kanibal atau memakan jasad para korbannya. Peristiwa ini merupakan
pukulan telak bagi manusia modern.
Di
balik gemerlap kehidupan yang dihasilkan dari modernisasi ternyata jika manusia
tidak waspada menyikapi dapat melahirkan sebuah gejala yang dikenal dengan
istilah The Agony of Modernization (Azab Sengsara karena Modernisasi).
Sebenarnya
masih banyak lagi kasus serupa seperti Albert Fish. Laki-laki kelahiran
Washington, DC, 19 Mei 1870 itu terdiagnosa mengalami gangguan jiwa. Ia
berhalusinasi bahwa Tuhan menginstruksikannya menyiksa, memperkosa, membunuh,
dan memakan para korbannya.
Ada
juga Jeffrey Dahmer. Laki-laki kelahiran West Allis, Wisconsin, Amerika Serikat,
21 Mei 1960 tersebut mengalami gangguan jiwa karena seorang gay yang kemudian
terbukti membunuh, memutilasi, dan memakan jasad para korbannya.
Manusia
modern semakin terjerumus dalam sekuleritas dan individualistis. Semakin banyak
pula orang Indonesia yang terjebak dalam sangkaan modern dari Barat ini tanpa
menyadari bahwa bangsa kita bisa jadi lebih dulu lebih modern daripada apa yang
telah, sedang, dan akan dicapai oleh bangsa Barat.
Jika
kita tidak sungguh-sungguh mengambil pelajaran dari berbagai kasus tersebut maka
tidak mustahil peristiwa mengerikan tersebut akan menimpa bangsa kita. Maka
selayaknya pula para pelaku menjalani program pemulihan mental yang mampu
memadukan unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
(Jakarta,
27 September 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar