Rabu, 06 Desember 2017

Mencegah, Mengobati, dan Meneliti HIV/AIDS



(Catatan 7, Memeringati HAS 1 Desember 2017)

As salamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua. Dalam rangka memeringati Hari HIV/AIDS Sedunia (HAS) 2017, saya ingin menyampaikan beberapa pesan-pesan sederhana saja. HAS kita peringati sebagai momentum untuk memikirkan bagaimana sebaiknya kita memperlakukan atau menghadapi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Pada dasarnya kita sebaiknya mempersiapkan diri untuk mencari ahlinya. Dalam hal ini ahli dalam penyakit ODHA. HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang sampai saat ini sudah beberapa hak beberapa ahli menemukan beberapa obat yang bisa digunakan untuk mencegah dan mengobatinya.

Jadi ada tiga hal. Pertama ada yang mencoba mencegah HIV/AIDS. Kedua mengobati HIV/AIDS. Dan, ketiga ada yang melakukan penelitian. Penelitian dalam hal pengobatan yang secara berkesinambungan dapat diandalkan dan diharapkan bisa mengobati ODHA.

Pencegahan juga perlu. Yaitu dengan cara kita memberikan informasi seluas-luasnya kepada siapa saja, umum, atau masyarakat mengenai hal apa saja yang memungkinkan kita tidak tertular dan terhindar dari penyakit HIV/AIDS.

Berbagai metode pencegahan itulah yang perlu kita pikirkan. Baik dari berbagai temuan para ahli atau dari sumber penyakit HIV/AIDS mulai bisa menular. Oleh karena itu, saya menghimbau, marilah kita cegah dan obati bersama.

Kita juga teruskan berbagai penelitian supaya bisa menemukan obat yang betul-betul dapat diharapkan bisa mengobati secara tuntas ODHA. Dari saya sekian. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua.

Was salamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

(Editor: Mohamad Istihori)

Rabu, 27 September 2017

Balhum Adhol


Bagi kita memiliki, percaya, dan memperjuangkan Pancasila, sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” pasti tidak akan pernah terbayang dengan perilaku manusia yang memiliki hobi membunuh orang tak berdosa lalu memakannya.

Betapa keji dan menjijikannya perbuatan tersebut. Bukan hanya bagi manusia yang berketuhanan tetapi juga bagi manusia yang berprikemanusiaan. Tersebar sebuah kabar bahwa di Kota Krasnodar, Rusia terdapat sepasang suami istri (pasutri) bernama Dmitry Bakshaev dan Natalia Bakhsaeva.

Pasutri tersebut adalah pelaku pembunuhan berantai sebanyak 30 orang dan melakukan tindakan kanibal atau memakan jasad para korbannya. Peristiwa ini merupakan pukulan telak bagi manusia modern.

Di balik gemerlap kehidupan yang dihasilkan dari modernisasi ternyata jika manusia tidak waspada menyikapi dapat melahirkan sebuah gejala yang dikenal dengan istilah The Agony of Modernization (Azab Sengsara karena Modernisasi).

Minggu, 20 Agustus 2017

Madani Galakan Gerakan Bersih-Bersih Musala



rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id – Dalam Program Kemandirian II, Panti Rehabilitasi Narkoba, Madani Mental Health Care menggelar kegiatan Bersih-Bersih Musala di Desa Sipak, Jasinga, Bogor. Kegiatan ini dilaksanakan pada 21 Juli 2017.

Kegiatan tersebut melibatkan langsung seluruh pasien Madani dan juga penduduk yang tinggal di sekitar musala. Ini merupakan sebuah pembelajaran penting bagi para pasien mengenai salah satu cara kita untuk memakmurkan musala.

Yang tidak kalah penting lagi adalah juga, acara tersebut dapat meningkatkan kepedulian para penduduk sekitar untuk bersama-sama menjaga musala yang ada. Madani memfasilitasi dengan menyumbangkan berbagai peralatan dan perlengkapan untuk bersih-bersih.

Suasana musala yang bersih dan rapih akan membuat para jamaahnya merasa nyaman dan dapat lebih khusu menjalankan berbagai macam ibadah ketika mereka berada di dalam musala.

Para pengurus dan penduduk sekitar musala memberikan sambutan, respon, dan tanggapa yang sangat antusias dengan acara ini. Maka mereka pun memberikan bantuan semampu mereka.

Jumat, 18 Agustus 2017

Menuju Bangsa Merdeka dari Penjajahan Narkoba


(Reportase Perayaan HUT RI Ke-72 di Madani, 17 Agustus 2017)

rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id – Serunya perayaan HUT RI ke-72 yang digelar di segenap penjuru pada 17 Agustus 2017 juga dirasakan di Panti Rehabilitasi Narkoba, Madani Mental Health Care, Jakarta.


Sejak pagi hari para pasien sudah siap siaga mengikuti Upacara Bendera di Pendopo Madani. Bertindak sebagai pemimpin upacara, Bro Indra. Dengan semangat 1945, beliau memimpin jalannya upacara bendera dari awal sampai akhir.


Usai melaksanakan upacara bendera, pesta HUT RI Madani berlanjut dengan beragam acara perlombaan. Mulai dari lomba makan kerupuk, catur, dan lomba membangun gedung dengan gelas.

Perayaan HUT RI ke-72 di Madani bukan sekedar memperingati sebuah hari kemerdekaan tanpa makna. Bagi para pasien narkoba, merdeka adalah hidup tanpa ada lagi penjajahan dari penyalahgunaan dan ketergantungan miras dan narkoba.

Miras dan narkoba adalah penjajah kehidupan manusia. Merampas kebebasan manusia untuk menjadi dirinya sendiri. Saat manusia menyalahgunakan dan kecanduan miras dan narkoba saat itu dia mulai “kesurupan” atau kemasukan setan.

Minggu, 13 Agustus 2017

Program Sama di Tempat Berbeda

rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id – Proses pemulihan bagi korban penyalahgunaan dan kecanduan narkoba sangatlah penting didukung dengan tersedianya program-program yang secara komprehensif disediakan oleh instansi yang bergerak di bidang pelayanan pemulihan. Program layanan yang disediakan tentunya yang mendukung tercapainya pemulihan secara efektif dan cepat bagi klien.

Di antaranya yang harus tersedia adalah bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Dengan adanya kedua layanan tersebut para klien akan terbantu dan didorong untuk mengembangkan diri secara penuh serta mencapai hasil-hasil yang optimal dalam proses pemulihannya.

Kedua pelayanan tersebut tentunya sangat penting bagi klien karena dapat memberikan pengalaman kelompok yang akan membantu klien dalam mengembangkan  dirinya, toleransi terhadap stres, kecemasan, dan menimbulkan kesadaran serta cara pandang yang berbeda sehingga proses dalam pemulihanpun akan lebih maksimal dan efektif.

Di Madani Mental Health Care, program ini rutin dilakukan. Biasanya dilaksanakan setiap Rabu, sehabis salat Dhuha yang dipimpin  oleh Bro Indra dan Ust. Yuki Andi Arfan. Para klien atau santri (sebutan di Madani) bisanya dibagi ke dalam dua kelompok.