(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga
Madani 3 Bagian Ke-18 Bersama Bunda
Meilani Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)
rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Kalau
ternyata anak kita memakai narkoba lagi, iya sudah itu adalah pilihan dia. Drugs
is your choice! Kamu mau pake, pake. Kamu mau ambil, ambil.
Kita menikah maunya dijodohin apa dengan orang yang kita pilih sendiri. Tentunya menikah itu haruslah berdasarkan pilihan kita sendiri karena kita sendirilah yang akan menjalani pernikahan tersebut. Jadi, kita yang memilih dan kita juga yang akan menjalaninya.
Mau begina, begini, beginu, begine,
begino itu sudah pilihan kita sendiri. Kita mungkin sudah tahu bagaimana
narkoba itu, tapi kita belum tahu mengenai pemulihan korban dan keluarga korban
kecanduan narkoba.
Bagaimana kita meng-healing diri
sendiri, bagaimana kita melihat kesedihan dan kelelahan kedua orang tua yang
dalam usianya yang semakin senja masih sibuk mengurusi anaknya yang terkena
masalah narkoba. Bagaimana kita menghadapi pasangan hidup kita.
Di FSKM ini kita bisa marah, sedih,
curhat, dan lain sebagainya. Sampah saja sekarang memiliki wadah yang berbeda
antara sampah kering, basah, organik, dan anorganik. Maka ‘sampah perasaan’
kita ini juga harus kita wadahi pada titik kordinat hati dan pikiran yang pas.
Jangan sampai anak-anak kita yang lain,
apalagi yang masih kecil menjadi tempat pembuangan ‘sampah perasaan’ kita.
Kasihan kan kalau itu sampai terjadi.
Maka itu dibutuhkan FSKM ini sebagai
wadah daur ulang ‘sampah perasaan’ diolah dan diubah menjadi kekuatan dan
keteguhan dalam menjalani pemulihan.
Kita diam saja di sini silakan, tidak
apa-apa. Buat diri kita nyaman terlebih dahulu. Saat kita berada di tempat
kumpul bersama dengan teman-teman kita itu kan kita merasa nyaman. Mau bicara
dan ngobrol apa saja tidak ada yang melarang. Tumpah semua perasaan kita.
Saya bergaul dengan bermacam-macam jenis
dan karakter manusia sudah puluhan tahun. Tapi kita semua menikmati pergaulan
tersebut karena kita memiliki persepsi yang sama. Kita tidak memandang
perbedaan status sosial, latar belakang keluarga, gelar pendidikan, suku,
agama, atau apapun karena kita semua memiliki masalah yang sama dengan narkoba.“
(Mohamad Istihori, Senin, 8 Mei 2017)
Catatan Terkait :
Catatan 1 dari 19 : Belajar dari Acara Wisuda di Malaysia Bagi Para Mantan Pengguna Narkoba
Catatan 2 dari 19 : 14 Masalah Keluarga yang Ditimpa Narkoba
Catatan 3 dari 19 : Konflik Keluarga Ketika Anak Terkena Narkoba
Catatan 4 dari 19 : Jangan Pernah Mencoba untuk Mengisi Kekosongan Jiwa dengan Narkoba
Catatan 5 dari 19 : Menjaga Pemulihan Selama Hayat Masih di Kandung Badan
Catatan 6 dari 19 : “Hilang Satu Nggak Apa-Apa Deh, Bu!”
Catatan 7 dari 19 : Kekuatan Keluarga di Indonesia dan Pengakuan Dunia
Catatan 8 dari 19 : Recovery is Number One
Catatan 9 dari 19 : Memelihara Bandar Narkoba di Rumah?
Catatan 10 dari 19 : Rencana Mau Bulan Madu Malah Jadi “Bulan Racun”
Catatan 11 dari 19 : Empat Kunci Sukses Proses Pemulihan Keluarga dan Korban Pecandu Narkoba
Catatan 12 dari 19 : “Sekarang Dia Bukan Lagi Anak Saya, Dia Sudah Jadi Anak Negara, Pak!”
Catatan 13 dari 19 : Sesering Kita Mengikuti FSKM, Secepat Itulah Proses Pemulihan Kita
Catatan 14 dari 19 : Reconnect Relationship
Catatan 15 dari 19 : “Permisi Bapak/Ibu, Anakmu Mau Pake Narkoba Dulu?” #Eh
Catatan 16 dari 19 : Habis Titik Baru Koma, Hujan Rintik-Rintik Bisa Buat Kembali Pake Narkoba?
Catatan 17 dari 19 : Proses Menyamakan Persepsi Itu Susahnya Setengah Mati
Catatan 19 dari 19 : “Masa Bulan Madu” bagi Mantan Pecandu
Catatan Terkait :
Catatan 1 dari 19 : Belajar dari Acara Wisuda di Malaysia Bagi Para Mantan Pengguna Narkoba
Catatan 2 dari 19 : 14 Masalah Keluarga yang Ditimpa Narkoba
Catatan 3 dari 19 : Konflik Keluarga Ketika Anak Terkena Narkoba
Catatan 4 dari 19 : Jangan Pernah Mencoba untuk Mengisi Kekosongan Jiwa dengan Narkoba
Catatan 5 dari 19 : Menjaga Pemulihan Selama Hayat Masih di Kandung Badan
Catatan 6 dari 19 : “Hilang Satu Nggak Apa-Apa Deh, Bu!”
Catatan 7 dari 19 : Kekuatan Keluarga di Indonesia dan Pengakuan Dunia
Catatan 8 dari 19 : Recovery is Number One
Catatan 9 dari 19 : Memelihara Bandar Narkoba di Rumah?
Catatan 10 dari 19 : Rencana Mau Bulan Madu Malah Jadi “Bulan Racun”
Catatan 11 dari 19 : Empat Kunci Sukses Proses Pemulihan Keluarga dan Korban Pecandu Narkoba
Catatan 12 dari 19 : “Sekarang Dia Bukan Lagi Anak Saya, Dia Sudah Jadi Anak Negara, Pak!”
Catatan 13 dari 19 : Sesering Kita Mengikuti FSKM, Secepat Itulah Proses Pemulihan Kita
Catatan 14 dari 19 : Reconnect Relationship
Catatan 15 dari 19 : “Permisi Bapak/Ibu, Anakmu Mau Pake Narkoba Dulu?” #Eh
Catatan 16 dari 19 : Habis Titik Baru Koma, Hujan Rintik-Rintik Bisa Buat Kembali Pake Narkoba?
Catatan 17 dari 19 : Proses Menyamakan Persepsi Itu Susahnya Setengah Mati
Catatan 19 dari 19 : “Masa Bulan Madu” bagi Mantan Pecandu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar