(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga
Madani 3 Bagian Ke-8 Bersama Bunda Meilani
Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)
rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Ada
pasangan hidupnya yang berkata dalam menanggapi permasalahan anak yang terkena
masalah narkoba, ‘Kamu aja udah yang ngurusin dia. Bagi saya anak itu udah
nggak penting lagi.’
Yang sudah tidak peduli dengan dia, enaknya jam segini mending kita di mal daripada harus ikut acara kayak gini kan. Itulah beberapa sudut pandang dari keluarga kita sendiri dalam melihat masalah ini.
Saya bersyukur, Anda yang tetap hadir
pada pertemuan ketiga ini adalah orang-orang yang terpilih. Yang punya
kepedulian terhadap pemulihan.
Perjuangan kita membantu anak yang
terkena masalah narkoba, belum tentu juga disyukuri dan dihargai oleh anak
tersebut. Bersiap-siaplah terhadap penyikapannya yang seperti itu.
Begitu dia keluar dari panti rehab, dia
yang malah berjanji akan menjaga kita. Betapa senang dan berbunga-bunga hati
kita ketika mendengar ucapannya itu.
Mulai sekarang mari kita tinggalkan
perasaan menyesal ataupun berbunga-bunga itu. Saya juga pernah merasakan perasaan-perasaan
seperti itu. 20 tahun saya bertahan.
Kalau dari pagi sampai sekarang pukul
11.00 WIB saya tidak mendengar kabar apapun dari dia saya sekarang sudah merasa
tenang dan damai. Everyting is good. Saya sudah tidak khawatir lagi
sekarang dia sama siapa, di mana, sedang apa, dan lain sebagainya.
Saya sudah limit. Level saya sekarang
sudah tidak merasa seperti itu lagi. Sekarang ini yang saya utamakan dan
prioritaskan adalah pemulihan saya sendiri. Recovery is number one. Pemulihan
bagi setiap orang harus diletakan pada urutan pertama.
Pemulihan ini jangan sampai kita
lalaikan. Harus kita jaga dengan sungguh-sungguh agar ia tidak lagi kambuh.
Kalau ada orang yang sudah kena penyakit
jantung, jika ia mau pergi ke mana saja maka jangan sampai lupa menyediakan
obatnya. Jumlah obat harus sesuai dan pas dengan lamanya perjalanan kita.
Ketika mampir di rumah makan, orang lain
makan yang enak tanpa ada pantangan, tapi bagi kita yang sadar dengan recovery
kita maka kita jaga dan tidak ikut-ikutan makan seperti orang lain agar
selama perjalanan ini jangan sampai penyakit yang kita derita kambuh.”
(Mohamad Istihori, Ahad, 7 Mei 2017)
Catatan Terkait :
Catatan Terkait :
Catatan 1 dari 19 : Belajar dari Acara Wisuda di Malaysia Bagi Para Mantan Pengguna Narkoba
Catatan 2 dari 19 : 14 Masalah Keluarga yang Ditimpa Narkoba
Catatan 3 dari 19 : Konflik Keluarga Ketika Anak Terkena Narkoba
Catatan 4 dari 19 : Jangan Pernah Mencoba untuk Mengisi Kekosongan Jiwa dengan Narkoba
Catatan 5 dari 19 : Menjaga Pemulihan Selama Hayat Masih di Kandung Badan
Catatan 6 dari 19 : “Hilang Satu Nggak Apa-Apa Deh, Bu!”
Catatan 7 dari 19 : Kekuatan Keluarga di Indonesia dan Pengakuan Dunia
Catatan 9 dari 19 : Memelihara Bandar Narkoba di Rumah?
Catatan 10 dari 19 : Rencana Mau Bulan Madu Malah Jadi “Bulan Racun”
Catatan 11 dari 19 : Empat Kunci Sukses Proses Pemulihan Keluarga dan Korban Pecandu Narkoba
Catatan 12 dari 19 : “Sekarang Dia Bukan Lagi Anak Saya, Dia Sudah Jadi Anak Negara, Pak!”
Catatan 13 dari 19 : Sesering Kita Mengikuti FSKM, Secepat Itulah Proses Pemulihan Kita
Catatan 14 dari 19 : Reconnect Relationship
Catatan 15 dari 19 : “Permisi Bapak/Ibu, Anakmu Mau Pake Narkoba Dulu?” #Eh
Catatan 16 dari 19 : Habis Titik Baru Koma, Hujan Rintik-Rintik Bisa Buat Kembali Pake Narkoba?
Catatan 17 dari 19 : Proses Menyamakan Persepsi Itu Susahnya Setengah Mati
Catatan 18 dari 19 : Buanglah “Sampah Perasaan” pada Tempatnya
Catatan 19 dari 19 : “Masa Bulan Madu” bagi Mantan Pecandu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar