(Catatan Forum Silaturahmi Keluarga
Madani 3 Bagian Ke-13 Bersama Bunda Meilani
Hermanto di Studio Madani, Kamis, 4 Mei 2017)
rehabilitasipecandunarkoba.blogspot.co.id – Bunda Meilani, “Untuk
membantu pemulihan korban pecandu narkoba, kita harus berdamai dengan diri kita
sendiri. Kalau kita sudah mencapai jiwa yang damai mau apa-apa juga enak dan
nikmat.
Saat kita pergi ke luar kota dengan pasangan kita, belum tentu kita ngobrol sepanjang perjalanan. Itu damai atau juga bisa lagi ada masalah. Kalau itu damai, maka nggak terasa kita tahu-tahu sudah sampai di tempat tujuan.
Inilah semua yang kita bangun bersama.
Saya juga berharap Madani dapat memfasilitasi bukan hanya menghadirkan orang
tua yang anaknya direhab di Madani tapi juga orang tua-orang tua yang anaknya
direhab di tempat lain.
Dapat pula dibuat beberapa satelit grup
dukungan keluarga ini di daerah sekitar tempat kita tinggal sehingga kita tidak
perlu lagi direpotin oleh permasalahan jarak yang jauh dari rumah kita ke
Madani.
Dia silakan menjaga pemulihannya sendiri
dan kita juga menjaga recovery sendiri. Semua berjalan masing-masing
untuk tujuan yang sama yaitu pulih dari candu narkoba.
Kita kuatkan dan isi oksigen dalam diri
kita. Kalau kita sudah memiliki kemampuan mengatur nafas dan mengendalikan diri
yang matang baru kemudian kita dapat berpikir untuk membantu pemulihan anak
dengan oksigen di otak yang penuh sehingga dapat terus berpikir jernih.
Berapa lama? Semua butuh proses
tentunya. Sesering kita mengikuti pelatihan dan materi di grup dukungan
keluarga ini maka secepat itulah kita berproses menuju pemulihan. Saya sudah 20
tahun ikut forum seperti ini.
Saya sudah tidak lagi membicarakan
masalah anak. Yang kita bicarakan semua adalah tentang diri kita hari ini,
kabar kita hari ini, perasaan kita hari ini, dan lain sebagianya yang membuat
kita lebih kuat dan tangguh menghadapi segala macam masalah.
Jangankan narkoba, macet setiap hari
saja sudah membuat kita stres. Lagi ikut forum kayak gini tiba-tiba ditelepon
mertua, tetangga, teman kerja, bos kita, atau guru anak kita di sekolah, stres
lagi dan lagi.“
(Mohamad Istihori, Senin, 8 Mei 2017)
Catatan Terkait :
Catatan 14 dari 19 : Reconnect Relationship
Catatan Terkait :
Catatan 1 dari 19 : Belajar dari Acara Wisuda di Malaysia Bagi Para Mantan Pengguna Narkoba
Catatan 2 dari 19 : 14 Masalah Keluarga yang Ditimpa Narkoba
Catatan 3 dari 19 : Konflik Keluarga Ketika Anak Terkena Narkoba
Catatan 4 dari 19 : Jangan Pernah Mencoba untuk Mengisi Kekosongan Jiwa dengan Narkoba
Catatan 5 dari 19 : Menjaga Pemulihan Selama Hayat Masih di Kandung Badan
Catatan 6 dari 19 : “Hilang Satu Nggak Apa-Apa Deh, Bu!”
Catatan 7 dari 19 : Kekuatan Keluarga di Indonesia dan Pengakuan Dunia
Catatan 8 dari 19 : Recovery is Number One
Catatan 9 dari 19 : Memelihara Bandar Narkoba di Rumah?
Catatan 10 dari 19 : Rencana Mau Bulan Madu Malah Jadi “Bulan Racun”
Catatan 11 dari 19 : Empat Kunci Sukses Proses Pemulihan Keluarga dan Korban Pecandu Narkoba
Catatan 12 dari 19 : “Sekarang Dia Bukan Lagi Anak Saya, Dia Sudah Jadi Anak Negara, Pak!”
Catatan 14 dari 19 : Reconnect Relationship
Catatan 15 dari 19 : “Permisi Bapak/Ibu, Anakmu Mau Pake Narkoba Dulu?” #Eh
Catatan 16 dari 19 : Habis Titik Baru Koma, Hujan Rintik-Rintik Bisa Buat Kembali Pake Narkoba?
Catatan 17 dari 19 : Proses Menyamakan Persepsi Itu Susahnya Setengah Mati
Catatan 18 dari 19 : Buanglah “Sampah Perasaan” pada Tempatnya
Catatan 19 dari 19 : “Masa Bulan Madu” bagi Mantan Pecandu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar